Thursday, October 28, 2010

1998 (SELESAI)


EPILOG


Desa Somerset, Inggris.
Beberapa minggu kemudian.
Di sebuah ruangan pondok wisata, yang dibangun untuk menahan gempuran salju yang turun sepanjang musim dingin, sedang terjadi pertemuan. Tungku perapian menyala menghangatkan seluruh ruangan. Tapi semua yang hadir dan duduk mengelilingi meja persegi itu, tetap memakai baju hangat yang mahal. Sepertinya mereka tidak terbiasa dengan hawa bermusim empat.
Sang Ketua, duduk diujung meja. Seorang laki-laki gagah berumur empat puluh tahun, tapi nampak lebih muda dari usianya. Ia sedang bicara dengan gaya khas orang Jawa, “Gerakan utama telah berhasil, tapi kita akan membuat gerakan yang lebih diperhitungkan. Saya telah mendapat rekomendasi  untuk menjadi Ketua dan organisasi gerakan ini telah dirombak secara keseluruhan.”
Semua yang hadir mendengarkan dengan wajah serius. Mereka tidak saling mengenal satu sama lainnya dan datang dari seluruh penjuru dunia. Mereka adalah laki-laki dengan empat wanita berwajah cantik dan bersih, berumur tidak lebih dari empat puluh tahun. Menampakkan diri sebagai orang-orang yang berpendidikan tinggi dan berkelas.
“Rencana gerakan kita tetap menjadikan Indonesia sebagai sasaran gerakan kita, karena beberapa agenda kita belum tercapai, terutama untuk daerah di luar Jawa yang ingin melepaskan diri dari Jakarta. Saya jelaskan satu aturan permainan, kita akan menggunakan nama samaran untuk berhubungan. Dan setiap pertemuan sesuai dengan prosedur, tidak ada rekaman, dan tidak akan pernah didiskusikan. Terimakasih, ladies and gentlemen.

SELESAI