STRUKTUR DAN PENULISAN DIALOG (1)
Dialog dalam film dapat diucapkan dengan cara yang lebih realistic. Artinya dialog tidak perlu diucapkan dengan irama yang berlebihan atau dilebihkan-lebihkan. Tapi seharusnya lebih kepada ekspresi emosi. Dialog dapat dihemat untuk menghindarkan pengulangan informasi yang sudah dijelaskan oleh gambar. Bukan berarti dialog kalah dominasi di layar. Tapi pada umumnya, dialog tunduk pada gambar.
Banyak sekali penulis pemula yang membuat dialog karakternya verbal dan penuh basa-basi. Harus dipahami bahwa dialog seharusnya timbul dari masalah, mengikuti setiap konflik dan tidak lari ke konteks lain. Peristiwa selalu muncul menjadi permasalahan. Jadi dialog basa-basi sangat menganggu dan mengurangi bobot cerita. Kesimpulannya dialog verbal terjadi apabila lahir tidak dari peristiwa.
Menurut Francis Marion, dalam bukunya How to Write and Sell Film Story, banyak yang harus diperhatikan dalam membuat dialog.
A. ISI DIALOG
1. Memberikan informasi
2. Menyampaikan emosi (mood yang berganti-ganti)
3. Mengembangkan plot.
4. Menunjukkan karakterisasi pembicara
B. ADANYA DIALOG
Dialog dapat berlangsung kalau ada unsure-unsurnya:
1. Tanya jawab.
2. Pidato atau ceramah (dengan syarat:sesingkat mungkin)
3. Reaksi/tanpa kata-kata, contohnya berdehm, banting barang dsb.
C. REALISME DIALOG
Dialog yang baik itu ada kriterianya, yaitu:
1. Bahasa percakapan (sehari-hari)
- informasi
- kata-kata yang pendek
- bukan bahasa baku (non literary)
2. Memotong percakapan itu lazim
3. Kata-kata bersayap/menghindar
4. Gagap dan lancar
Membuat dialog yang bagus dan mendukung gambar tidaklah mudah. Haruslah selalu dilatih untuk membuat dialog yang berisi dan tidak verbal dan basa-basi. Ada beberapa cara untuk belajar membuat dialog. Yaitu:
1. Belajar mendengar/observasi
2. Belajar cara mengungkapkannya
3. Ditulis, lalu diucapkan penulis lewat oral
Pemilihan kata-kata dalam dialog tidak pernah kebetulan. Dialog harus lahir dari hal yang penting yang terjadi dengan karakter tokohnya dan konflik yang terjadi dengan dirinya. Isi dialog yang diucapkan karakter tokoh juga akan mengungkapkan latar belakang si karakter tokoh tersebut. Dialog seorang pembantu rumah tangga akan berbeda dengan dialog seorang direktur, begitu juga dialog anak-anak akan berbeda dengan tukang sayur. Hal itu sangat ditentukan oleh kondisi pemakai dialog tersebut, dimana kondisi itu ditentukan oleh:
1. Pendidikan
2. Mental
3. Stabilitas emosi
4. Kecenderungannya pada hidup secara umum
No comments:
Post a Comment