Saturday, January 31, 2009

ESTETIKA FILM BIOSKOP DAN FILM TELEVISI

Sebagai media, film bioskop dan film televisi di televisi nyaris tidak ada perbedaan. Tapi tetap saja ada batasan-batasan yang perlu diperhatikan. Yang terpenting dan utama adalah soal SIZE atau ukuran. Dalam hal ini adalah layar buat menampilkan film tersebut –bukan soal berapa inch dan ukuran yang sebenarnya. Ukuran layar disini adalah media yang digunakan. Kalau bicara ukuran layar, maka akan menghasilkan beberapa kesan terhadap kita:

1. Kesan psikologis

Ukuran layar akan mempengaruhi estetika film. Jika kita melihat benda yang sama dalam sebuah gambar yang ukurannya berbeda maka akan ada dampak psikologis. Ketika melihat gambar yang lebih besar dari kita, kita sedang dalam posisi kecil. Sebaliknya, ketika gambar lebih kecil dari kita, kita seolah raja atau orang yang tengah berkuasa. Conton gampanya adalah: ketika di layar bioskop ada sebuah adegan seorang tokoh yang sedang berada di satu tempat luas -yang menggunakan frame Long Shot atau Wide Shot, maka kita masih dengan mudah melihat dan menikmatinya si tokoh itu, mudah melihatnya. Tetapi ketika frame tersebut dipindahkan mentah-mentah dilayar televisi, maka yang tampak adalah titik kecil yang akan mengganggu kenikmatan menonton.

2. Kesan ritme

Ritme disini adalah soal kecepatan. Misalnya saja jika dalam film bioskop ada sebuah bis yang melaju dengan kecepatan 60 km/jam itu adalah normal, tetapi jika dalam televisi kalau ada mobil jenis sedan lari 60 km/jam, maka itu sangat luar biasa. Hal itu dikarenakan film lebih lambat dari televisi.

3. Close Up

Close Up dalam film bioskop untuk tujuan artistic. Ada dimensi estetik yang ingin diciptakan. Sementara dalam televisi, sebuah close up merupakan kebutuhan sehari-hari/induktif. Film bioskop karena ukuran layarnya yang besar tidak melulu menggunakan close Up yang akan menggangu, jadi sangat disesuaikan dengan kebutuhan cerita. Sedangkan di televisi, close up adalah keharusan karena ukuran televisi jauh lebih kecil (meskipun sekarang sudah ada televisi layar datar dan sangat lebar, tetap saja kaidah ini tetap digunakan).

4. Blocking Pemain

Sutradara bioskop akan lebih leluasa membuat blocking pemain dari kiri ke kanan, tetapi dalam televisi, blocking tidak kiri kanan tetapi ke dalam. Hal tersebut terjadi karena keterbatasan frame.

5. Running Time

Film mempunyai waktu tayang yang bebas meskipun dibatasi durasinya. Film bioskop tidak pernah diganggu dengan iklan ataupun sisipan lain. Sedangkan televisi mempunyai waktu dalam format-format yang terbatas. Hal ini karena televisi adalah media dimana iklan-iklan akan selalu hadir pada setiap waktu.

1 comment:

Anonymous said...

membaca estetika film kiranya tidak dalam bentuk saja. Aku justru ingin tahu lebih banyak tentang estetika film, yang kalau dirujuk dari teori estetika, akan terdiri dari bentuk/wujud, presentasi, dan isi.