Friday, September 7, 2012

PANTURA : JALAN TERPANJANG DI DUNIA


Inilah perjalanan kesekian kali melewati Pantai utara Jawa (terkenal disebut Pantura) yang dimulai dari Jakarta. Perjalanan yang sama, melewati jalur yang sama dan kondisi jalan yang selalu berubah. Kalau habis musim hujan, jalanan niscaya penuh lubang dan di beberapa tempat bahkan parah dan menguras tenaga untuk melewatinya. Padahal jalur pantura adalah jalan utama propinsi dari ujung banten sampai ujung jawa timur.

Dahulu jalan ini bernama jalan Pos atau jalan daendels. Tapi jalan yang selalu ramai dan akan sangat ramai setiap lebaran ini, seperti dijadikan sapi perahan. Jalanannya setiap tahun selalu di perbaiki menjelang lebaran, seperti sebuah ritual tahunan yang wajib. Padahal hal itu hanyalah untuk menghasilkan duit dan biar ada proyek tahunan dan bagi-bagi duit tahunan. Kalau memang pemerintah serius membangun jalur pantura, tidak akan hancur setiap kali musim hujan. Apakah begitu bodohnya para insnyur Indonesia yang membangun jalan itu. Setiap orang yang biasa melakukan perjalanan lewat pantura dan sering, pastilah akan merasa lelah dan ujungnya mencaci maki. Sementara pantura adalah jalan utama dan satu-satunya urat nadi trans jawa. Jalur tengah dan selatan hanya dipakai kalau darurat dan itupun terjadi setahun sekali saat lebaran. 

Pantura adalah proyek dambaan bagi setiap orang yang terlibat didalamnya. Ibarat roti, bahkan remah-remahannya masih sangat enak dinikmati orang-orang yang terlibat didalamnya. Jadi biar dapat remah-remah tiap tahun, bikin jalannya yang jelek saja. Biar cepet rusak dan cepet dapat duit lagi. Begitulah kira-kira mereka punya pemikiran. Edan.

Cikal bakal jalan pantura adalah jalan daendels atau disebut juga jalan Pos. Tapi sebenarnya yang pertama kali merintis pembangunan jalan trans jawa itu adalah Sultan Agung Mataram di abad 17 dalam rangka menaklukan Banten dan Batavia. Sedangkan Herman Willem Daendels berkuasa di abad 19. Sebagian jalur Jalan Raya Pos (Grote Post Weg-Red) yang dibangun oleh Daendels merupakan bagian dari jalan desa yang dirintis dan ditempuh pasukan Sultan Agung saat menyerang Batavia tahun 1628 dan 1630.


1 comment:

Unknown said...

Thanks for info, kunjungi website kami juga ya https://bit.ly/2CdFVkB