Saturday, January 10, 2009
BAGAIMANA MENDAPATKAN IDE
Orang-orang jenius terhebat yang pernah ada kadang-kadang mencapai hasil lebih banyak justru ketika mereka bekerja lebih sedikit, begitu kata Leonardo da Vinci.
Pertanyaannya adalah: Dimanakah saat ide-ide terbaik muncul untuk menuliskan sebuah cerita? Jawaban yang paling sering diterima adalah ketika sedang di kamar mandi, beristirahat di tempat tidur, berjalan-jalan di alam bebas, mendengarkan musik, baca buku, nonton film dan semacamnya.Mungkin ada yang akan menjawab mendapatkan gagasan terbaiknya ketika sedang bekerja. Tapi seberapa banyak? Karena saat bekerja otak kita tidak digunakan untuk mencari ide atau gagasan tapi untuk melakukan gagasan atau ide itu sendiri.
Saat kita tidak sedang bekerja, kita akan mempunyai banyak waktu untuk mengkhayal. Saat di kamar mandi, diatas tempat tidur, santai di taman, kita akan punya banyak waktu untuk membawa pikiran kita menjadi apasaja dan mencapai apasaja. Kita akan memikirkan berbagai hal yang tidak bisa kita raih di dunia realitas. Saat kita kembali ke dunia realitas sering akan mengecewakan tapi kita harus mampu mewujudkan khayalan menjadi kenyataan, setidak-tidaknya lewat tulisan. Soal kualitas khayalan menjadi urusan kesekian karena khayalan yang kita anggap remeh kadangkala bisa menjadi ide yang cemerlang. Betapa banyak ide cemerlang muncul dari keisengan.
Putu Wijaya adalah orang yang suka sekali mengkhayal. Apa saja yang terlintas dia tuliskan. Pernah suatu kali dia sedang (maaf) berak di pinggir jalan, dia melihat ada orang menebang pohon asam dan tiba-tiba penebang itu terpental dan jatuh diatas aspal. Dari ‘pandangan mata’ itu dia lantas membuat cerpen berjudul ‘Pembunuh’. Putu Wijaya mengatakan dia mengarang karena ada kebutuhan mengemukakan gagasan, hasil pengamatan, saran dan pendapat yang sama atau berbeda dengan orang lain.
Sementara Arswendo Atmowiloto menemukan ide tulisannya saat sedang jalan-jalan. Ide-idenya semua tumbuh dalam perjalanannya yang sebenarnya:jalan-jalan. Persis kata Somerset Maugham, penulis dari Inggris bahwa : Kalau ingin menjadi seorang pengarang, pergilah ke tempat yang jauh atau merantaulah ke negeri orang. Lalu tulislah pengalaman-pengalaman yang didapat .
Dari pengalaman dua penulis terkenal diatas, benar juga apa yang dikatakan Nadine Gordimer bahwa imajinasi seorang penulis adalah barang jarahan yang diambil dari kehidupan orang lain.
Naluri dasar manusia adalah bermimpi. Saat anda ingin menjadi seorang penulis (scenario), bermimpilah menjadi penulis yang hebat. Saat sudah menentukan jalan hidup sebagai penulis, mau tidak mau haruslah ‘mengkhayal’ untuk terus menulis. Dapatkanlah ide-ide terbaik saat dalam keadaan apapun. Karena menulis adalah bekerja anda harus mampu ‘menjarah kehidupan orang lain’ serakus-rakusnya.
Syd Field penulis buku The Screenwriters Hand book memberi kunci untuk memancing munculnya ide, yaitu dengan memberi satu pertanyaan: “WHAT IF……..”. Bagaimana jika…..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment