Monday, January 5, 2009

TEORI PENULISAN SKENARIO 3


TREATMENT

Treatment adalah sketsa atau kerangka scenario. Tugas treatment membuat sketsa penataan konstruksi dramatic.Pada treatment memungkinkan memudahkan mengubah urutan kejadian sehingga dramatic benar-benar menjadi baik. Jadi treatment dijadikan pegangan utama dalam pembuatan scenario. Jadi begitu scenario ditulis, jauh lebih mudah dengan adanya treatment. Memudahkan pekerjaan menulis scenario mempercepat waktu penulisannya.

Sinopsis adalah penceritaan secara literature, sedangkan scenario adalah penuturan secara filmis. Supaya penuturan secara filmis tergambar secara gamblang lebih dulu, perlu penataan secara khusus, berurut, baik susunan peristiwa-peristiwanya, maupun cara penyampaian informasinya. Makanya sebelum isi synopsis ditungkan dalam sebuah scenario utuh, harus dibuat sketsanya terlebih dahulu. Itulah treatment.

Kalau mau diberi syarat, treatment haruslah begini:
1. Urutan yang ditulis treatment sudah jadi urutan scenario yaitu Scene, plot, karakter.
2. Penuturannya sudah boleh filmis
3. Kalimatnya harus ringkas dan padat deskripsinya
4. Dialog penting boleh dimasukkan tapi tidak dalam bentuk dialog sebuah scenario.
5. Kalau perlu memasukkan petunjuk teknis seperti POV, DISSOLVE, PAN

Karena treatment menjadi pegangan utama membuat scenario, maka harus benar-benar teliti membuat treatment. Kalau masih memungkinkan untuk merubah scenario, maka lebih mudah merubahnya dalam bentuk treatment. Terutama urutan kejadian/plot sehingga tangga dramatik benar-benar menjadi baik. Perubahan-perubahan yang mendadak di scenario bisa menimbulkan kesalahan yang tingkat kerumitannya tinggi. Jauh lebih mudah merubah sebuah treatment daripada sudah dalam bentuk scenario. Pekerjaan yang dilakukan jauh lebih ringan. Maka sebenarnya treatment mempermudah pekerjaan menulis scenario.



SKENARIO

Sudah lebih dulu saya bahas soal scenario di artikel sebelumnya. Jadi tulisan ini hanya pelengkap saja. Skenario adalah blue print. Skenario harus mempunyai kesanggupan untuk memberikan gambaran yang jelas dan efektif tentang bagaimana cerita yang ingin disampaikan itu menjelma menjadi sebuah film.

Didalam scenario harus memuat sebuah deskripsi, scene, informasi gambar dan suara. Deskripsi ditulis untuk memberikan bayangan bagaimana penampilannya dilayar. Deskripsi dikumpulkan dalam kelompok scene.Dalam satu scene hanya memuat satu peristiwa dalam satu tempat dan waktu tertentu. Misalahnya. EXT.HALAMAN RUMAH INDRA-SIANG.Dimana exterior dan halaman adalah sebuah tempat. Sedangkan Siang adalah waktu.

Hal yang harus diketahui dalam penulisan scenario yaitu:

1. Penuturan Filmis
Deskripsi dalam scenario adalah untuk memancing citra sinematografi pada pembaca. Begitu deskripsi dibaca, harus mampu memberikan bayangan bagaimana penampilannya di layar. Urutan kalimat adalah urutan kejadian yang akan muncul di film. Makanya penggunaan kalimat haruslah efisien supaya penuturannya jernih tapi memberikan pengertian yang jelas. Meskipun kata-kata yang ditulis tidak ada dalam kamus bahasa Indonesia yang baku, sah saja. Yang dibutuhkan cuma informasi sinematografis. Jadi sama sekali tidak butuh keindahan kata-kata.

2. Scene
Scene adalah kumpulan peristiwa yang terjadi pada satu tempat dan satu waktu. Istilah gampangnya pengelompokkan. Contohnya begini: EXT.HALAMAN RUMAH PAK JONI – SIANG. Ext adalah singkatan dari exterior, yaitu menunjukkan berada di luar ruangan. Sedangkan kalau dalam ruangan INTERIOR disingkat menjadi INT. HALAMAN RUMAH PAK JONI menunjukkan tempat kejadian. SIANG adalah menunjukkan waktu tertentu. Nantinya dalam film, yang dilihat penonton adalah kejadian di luar sebuah rumah, yaitu rumahnya pak Joni dan waktunya siang hari.

3.Informasi gambar dan Suara terpisah.
Deskripsi dari informasi gambar dan suara haruslah dipisah karena keduanya adalah bentuk informasi yang berbeda dan mempunyai kemampuan berbeda pula. Penulisannya akan sama antara deskripsi gambar dan suara. Tapi suara mempunyai cara penulisan tersendiri kalau menyangkut tokoh yang akan melakan dialog. Misalnya tokoh PAK JONI bicara tapi belum kelihatan di layar, maka didepan nama PAK JONI harus ditambahkan singkatan VO (voice Over) atau ada juga yang menuliskan OS (off Screen).

4.Menyertakan petunjuk teknis
Banyak penulis scenario yang menuliskan petunjuk teknis didalam skenarionya. Meski bukan kewajiban penulis scenario tapi seorang penulis scenario seringkali mempunyai gambaran tersendiri terhadap suatu peristiwa yang sedang dibuatnya. Maka sering didalam scenario disertakan petunjuk seperti gambar mesti CU (Close up). Sesungguhnya ada tidaknya sebuah cu adalah kehendak seorang sutradara. Makanya ada juga sutradara yang tidak suka sebuah scenario yang di penuhi dengan petunjuk teknis, seolah-olah penulis scenario sudah mengambil alih tugasnya.

Sutradara memang mempunyai penafsiran dan cara tersendiri dalam memperlakukan sebuah scenario. Mereka mempunyai kebebasan menentukan angle kamera dan bentuk shot yang diinginkan. Tapi harus diketahui juga bahwa penulis scenario tidak mempunyai keinginan apapun selain mendukung kejelasan sebuah peristiwa yang ditulisnya, supaya petunjuk yang diberikannya lebih konkrit dan jelas. Karena seringkali tanpa memberikan efek petunjuk teknis, hasil dari pengambilan gambarnya akan lain. Tentu saja karena penafsiran berbeda dari seorang sutradara.

Beberapa istilah teknis yaitu: Close Up, TWO SHOT, MEDIUM CLOSE UP, LONG SHOTTRACK, PANNING, POINT OF VIEW, dan lainnya.

Jadi yang harus diingat juga adalah sebuah scenario yang baik harus menjadi sebuah scenario yang komunikatif.Maksud dari komunikatif disini adalah kualitas sebagai teks yang bisa dimengerti dengan jelas, sebagai petunjuk untuk membuat film. Dari sebuah scenario yang bagus, sebuah film yang bagus juga sangat mungkin bisa dihasilkan –tinggal factor sutradaranya.

No comments: