KONSTRUKSI DRAMATIK
Supaya struktur dramatik atau bangunan scenario berdiri, maka dibutuhkan kerja konstruksi. Menyusun konstruksi dramatik adalah mengaransir kejadian-kejadian untuk menata bangunan dramatiknya, agar cerita menjadi menarik dalam penyajiannya. Sebuah cerita yang sebetulnya bagus, bisa jadi tidak menarik dalam penyampaiannya, disebabkan oleh kesalahan konstruksi dramatiknya. Sebaliknya, karena bagus konstruksi dramatiknya, sebuah cerita yang tak berarti bisa menarik sebagai tontonan. Jadi konstruksi dramatik adalah penataan suatu penuturan.
Ada tiga kerja konstruksi skenario:
1. UNSUR DRAMATIK
Dalam skenario unsur-unsur yang dibutuhkan adalah:
- konflik
- suspens/ketegangan
- Curiosity/rasa ingin tahu
- Surprise/kejutan
A. KONFLIK
Konflik adalah pertikaian antara kehendak melawan hambatan yang membendung jalannya kehendak menuju tujuan. Perlawanan ini terjadi karena sifat alamiah kehendak adalah selalu ingin mencapai tujuan. Maka ia akan melawan apa-apa yang menahannya atau menghambatnya.
Penonton baru bisa merasakan besar kecilnya KUALITAS konflik kalau mereka sudah tahu jelas kualitas kehendak dan kualitas hambatan.
Konflik adalah hal yang paling penting didalam unsure dramatik. Konflik adalah sumber utama sebuah cerita. Unsur inilah yang mengikat penonton, meningkatkan intensitas pengalaman, mempercepat denyut nadi dan merangsang pikiran.
Konflik sendiri mempunyai dua bentuk:
a. Konflik fisik
b. Konflik psikologis
Konflik juga mempunyai sifat-sifat tersendiri, yaitu:
a. besar atau kecil
b. budaya (misalnya menyangkut karater seseorang)
c. jenisnya beragam (konflik hitam putih/protagonis-antagonis, konflik batin, moral, ideologis/system seperti Saidjah dan Adinda).
B. SUSPENCE/KETEGANGAN
Suspence adalah suatu kondisi yang muncul pada pikiran penonton. Hal ini terjadi bukan karena menakutkannya adegan yang dilihatnya akan tetapi karena penonton dibuat RAGU apakah KEHENDAK mampu melampuai HAMBATAN dan penonton tahu risikonya jika gagal.
Supaya penonton mendapat ketegangan, harus tahu besarnya KEHENDAK dan kekuatan HAMBATAN serta RESIKONYA apabila gagal. Ketegangan akan semakin besar, kalau risikonya semakin besar.
C. CURIOSITY/RASA INGIN TAHU
Tekhnik penceritaan yang bagus haruslah membuat penontonnya selalu mempunyai rasa ingin tahu atas jalannya cerita yang sedang dinikmatinya. Semakin penonton ingin tahu, semakin berkualitas cerita yang dibangunnya.
Syarat membuat rasa ingin tahu penonton, haruslah banyak informasi yang disimpan untuk dibuka dibelakang. Artinya menunda informasi. Tapi harus diperhitungkan dengan benar supaya tidak merusak selera dan ilusi penonton.
Sebuah curiosity bisa menjadi berkualitas apabila penundaan informasi diperpanjang dan mempertinggi reaksi pelaku-pelaku lain yang melihatnya.Dan sesuatu yang lebih aneh pastilah akan memancing rasa ingin tahu juga
D. SURPRISE
Kalau anda sepulang kerja dan sampai dirumah tiba-tiba dikejutkan oleh sambutan ucapan ulangtahun, pastilah anda merasakan hal yang tak terduga. Itulah gambaran arti surprise yang paling mudah. Dalam tekhnik penceritaan, penulis skenario wajib memberikan hal yang diluar dugaan kepada penontonnya.
Supaya efek surprise muncul, haruslah dibuat karakter yang mempunyai KEHENDAK melakukan hal yang tidak diduga penonton. Kalaupun sudah diduga lebih dulu, tapi buatlah kehendak itu supaya tidak bisa ditebak. penting sekali membuat kehendak tidak mudah diikuti kemana meskipun penonton tahu akan seperti apa. Tapi sebenarnya penonton hanya menduga. Dan Efek surpise bisa sedih dan gembira.
No comments:
Post a Comment