Sunday, January 18, 2009

TEORI PENULISAN SKENARIO 8

STRUKTUR TIGA BABAK

Pola penulisan scenario yang paling lazim digunakan adalah struktur tiga babak. Pola ini hampir digunakan dalam semua film-film Hollywood. Struktur tiga babak berasal dari drama yunani kuno, yang ditemukan oleh aristoteles yang berkata bahwa drama yang baik seperti kehidupan kita, Yaitu anak-dewasa-tua dan seperti kehidupan alam, yaitu pagi-siang-sore/malam.

Struktur tiga babak ini adalah satu satu jenis pola bercerita. Struktur ini juga yang dipakai untuk menyusun konstruksi dramatik. Wells Root dalam bukunya Writing the script menulis bahwa sebuah cerita yang baik ibarat sebuah sungai yang menyeret perahu sang protagonis ke arah air terjun. Nah proses tokoh protagonis bagaimana dan kenapanya sampai ke air terjun dibagi dalam tiga babak.

BABAK I/opening/Pembukaan
Opening atau pembukaan mempunyai durasi 10-20 menit pertama. Tugas dari babak pertama ini adalah:
- Memperkenalkan tokoh protagonis secepat mungkin dan penonton secepat itu juga mengidentifikasi pada tokoh tersebut.
- Memperkenalkan tokoh antagonis
- Memperlihatkan problem utama yang dihadapi protagonis
- Memberikan risiko yang besar apabila protagonis gagal dalam menghadapi problemnya.

Sebelum masuk ke Babak II atau Tengah, segeralah memasukan POINT OF ATTACK (POA), titik dimana menjadi awal bergulirnya cerita yang sesunguhnya. Penonton harus terseret oleh cerita tanpa bisa melepaskan diri lagi. Ini harus secepatnya dihadirkan supaya penonton tidak keburu bosan. Teori POA ini dikemukakan oleh William miller dalam bukunya Screenwriting for Narrative Film and Television.

BABAK II atau Tengah

Babak kedua ini adalah tahap pengembangan, dimana haruslah diintensifkan problem-problem protagonis atau tokoh utamanya serta hambatan-hambatan yang dihadapi tokoh. Di babak kedua inilah cerita sesungguhnya diuji akan menjadi baik dan memuaskan bagi penonton. Akan seperti apakah ending dari babak selanjutnya. Pada babak kedua ini juga haruslah dibangun curiosity, suspense dan surprise.

BABAK III/akhir/ending/klimak
Babak terakhir ini ibarat selesainya sebuah tugas. Dimana penyelesaian semua problem yang dihadapi oleh tokoh protagonis, apakah ia berhasil mengatasinya masalahnya ataukah gagal dan berakhir dengan tragis. Menyelesaikan masalah dalam sebuah film biasanya mempunyai dua pilihan: happy ending atau unhappy ending. Dalam banyak kasus film-film Hollywood hampir bisa dipastikan, semua berakhir dengan happy ending, meskipun sering ceritanya diambil dari kisah nyata. Ada juga kisah nyata yang benar-benar digambarkan berakhir tragis pada babak terakhir ini. Pilihan happy atau unhappy ending adalah urusan yang harus dikompromikan dengan selera penonton kalau ceritanya diluar kisah nyata. Penonton tidak pernah menghendaki suatu ending yang tragis, tidak bahagia dan mengecewakan. Rumus happy ending adalah rumus paling banyak digunakan oleh Hollywood.

No comments: