TUGAS KONSTRUKSI DRAMATIK
Apa yang menjadi tugas kontruksi dramatik adalah untuk membuat cerita menjadi menarik untuk ditonton. Bukan saja harus membuat penonton menjadi tertarik saja, tapi harus membuat penonton merasa teridentifikasi atau menjadi bagian cerita yang sedang ditontonnya. Rasa memiliki inilah yang harus dibangun. Untuk memperjelas apa yang harus dilakukan dalam menata kontruksi dramatik haruslah daipakai tekhnik terbalik, yaitu dengan melihat apa yang sebenarnya harus dihindari supaya cerita jangan sampai :
- Membosankan
- Tidak lancar
- Melelahkan
Supaya cerita tidak membosankan haruslah dibangun dengan mengikat, dan jangan sampai penonton merasa bosan. Faktor kebosanan penonton biasanya akan dirasakan apabila:
1. Jalan cerita datar
Sebuah cerita yang datar adalah cerita yang tidak berkembang. Tidak menawarkan apapun kepada penonton. Tidak berusaha mengikat dan tidak memikirkan bahwa sebuah cerita yang bagus haruslah yang mempunyai konflik yang terus menanjak. Sebuah cerita yang datar bisa disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah kurangnya variasi dan peristiwa-peristiwa yang disampaikan dan kurangnya konflik. Saat konflik tunggal tak mampu membuat cerita menjadi naik dramatiknya, maka haruslah membuat sub konflik dengan syarat haruslah saling berhubungan dan hindarilah factor kebetulan.
2. Kurang memancing rasa ingin tahu.
Faktor curiosity atau rasa ingin tahu adalah hal yang wajib dimiliki sebuah cerita. Penonton haruslah terpancing untuk terus mengikuti jalan cerita dan jangan diberi peluang untuk menebak kejadian selanjutnya. Faktor mudahnya menebak jalan cerita merupakan kelemahan adanya curiosity. Dan penonton yang rasa ingin tahunya menjadi gagal adalah: segalanya telah jelas dan informasi yang disampaikan tidak menarik sehingga penonton tidak merasa perlu untuk mengikutinya.
3. Cerita tidak jelas.
Sebuah cerita haruslah memberikan kepuasan dalam mengikuti jalan cerita, yaitu haruslah jelas alur ceritanya atau plotnya. Tekhnik penceritaan banyak sekali jenisnya, diantaranya menggunakan cara flashback atau kilas balik. Tapi apapun yang dipakai tekhnik penceritaan haruslah tetap membuat penonton mengerti jalan cerita. Faktor Yang harus dihindari supaya cerita menjadi tidak jelas adalah:
- Kehendak utama dan tujuannya tidak jelas lagi buat penonton sehingga penonton tidak bisa menduga dan tidak bisa ikut dalam perjalanan cerita.
- Pemberian informasi jelek. Contoh paling jelas diberikan flashback yang sering tidak diperlukan sehingga penonton tertunda informasinya dan bahkan ceritanya menjadi kacau balau.
4.Tidak berkembangnya emosi
Faktor ini sebenarnya hampir sama dengan ketiga factor diatas. Penonton haruslah trlibat secara emosiaonal terhadap yang ditontonnya, makanya penonton haruslah terlibat didalam perjalanan cerita, harus meningkatkan kualitas konflik dan harus menyusun konflik dengan tertata dan baik.
TIDAK LANCAR
Ibaratkan sebuah sungai yang mengalir tidak lancar alirannya maka akan menjadi masalah pada setiap kebutuhan yang harus dicukupinya dengan alirannya. Masalah itu bisa berupa kekeringan sawahnya, tidak mandi kerbaunya, bahkan tidak tecukupinya kebutuhan untuk kehidupan rumah tangga. Dengan demikin aliran yang lancar adalah hal yang mutlak dan ditunggu.
Begitu juga dengan penonton. Mereka akan merasakan efek tidak lancar seperti sebuah aliran sungai yang tersendat karena beberapa hal:
- ilusi atau khayalan penonton tersendat
- kekuragan unsure dramatik
- informasi tidak seimbang atau terputus-putus
- terlalu banyak kilas balik atau flashback karena setiap kilas balik dihadirkan, otomatis ilusi penonton akan terhenti perjalanannya.
No comments:
Post a Comment