Friday, January 2, 2009
CERITA YANG BAIK
Modal utama menulis scenario haruslah mempunyai cerita. Aspek cerita dalam sebuah karya fiksi merupakan suatu hal yang amat esensial. Ia memiliki peranan sentral. Dari awal hingga akhir karya itu yang ditemui adalah cerita. Tanpa unsur cerita, eksistensi sebuah scenario film tak mungkin terwujud. Saya kutipkan dari tiga buah buku soal definisi cerita ini. Pertama dari buku ‘Aspect of the Novel’ karangan E.M. Foster, dimana mengartikan cerita sebagai sebuah narasi berbagai kejadian yang sengaja disusun berdasarkan waktu. Kedua dari buku ‘Glossary of Literary Terms’ karya M.H.Abrams, yang memberikan pengertian cerita sebagai sebuah urutan kejadian yang sederhana dalam urutan waktu. Ketiga dari buku ‘How to Analyze Fiction’ karya William Kenny, mengartikan cerita sebagai peristiwa-peristiwa yang terjadi berdasarkan urutan waktu yang disajikan dalam sebuah karya fiksi.
Ketiganya hampir semuanya berpendapat sama dan dalam kaitannya dengan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita, ada dua kemungkinan sikap audience/penonton/pembaca: Tertarik mengikuti cerita selanjutnya atau tidak. Dengan begitu cerita yang menarik, bagus, baik, adalah sebuah cerita yang mampu mengikat untuk selalu mengetahui kelanjutannya --mampu membangkitkan rasa ingin tahu.
Idealnya dengan membuat cerita, penulis ingin menyampaikan sesuatu, bisa sebuah gagasan, protes, atau sekedar ingin menuliskan saja dengan motivasi yang sangat pribadi. Kesimpulannya, tanpa cerita tidak ada yang bisa dibuat menjadi skenario. Untuk bisa membuat cerita tidak harus kita seorang pengarang betul atau penulis novel atau cerpen yang sudah jago. Tapi paling tidak membuat cerita haruslah orang yang mempunyai kapasitas penyimpanan ‘daya’ cerita di kepalanya dengan cukup banyak.
Jauh sebelum menjadi penulis scenario, saya dulu sempat menulis cerita pendek yang dimuat di koran ibukota dan majalah remaja. Itu menjadikan modal awal saya ‘bisa’ menulis cerita --mengarang. Mengarang modal utamanya berimajinasi. Di sebuah kuliah Penyutradaraan di IKJ dulu, Slamet Raharjo Djarot mengatakan bahwa imajinasi adalah alat untuk survive. Menurut saya survive disini mempunyai beberapa pengertian. Baik pengertian yang harfiah ataupun defisini yang lain. Seberapa banyak dan dalam imajinasi kita untuk mengarang, tergantung seberapa banyak ‘pengalaman’ yang kita rekam di kepala kita --dari sejak bayi.
Selanjutnya saya harus banyak membaca cerita orang lain, novel orang lain, cerpen orang lain, membaca skenario orang lain dan tentu saja menonton. Saya mesti paham betul bagaimana para penulis cerita yang sudah jago merangkai ceritanya dari a-z. Saya harus pahami betul kenapa ceritanya bisa begini dan bukan begitu, sampai benar-benar ngelotok di kepala. Dan seperti kata Seno Gumira Ajidarma, saya menolak semua standar. Apa yang sampai di pehamanan kepala kita, itulah yang akan menjadi cara kita menuliskannya. Akan menjadi gaya tulisan kita.
Pertanyaan selanjutnya adalah, apa yang membuat sebuah cerita menjadi bagus? Setiap orang pastilah akan mempunyai jawaban yang berbeda-beda --dan pastilah subyektif. Saya juga mempunyai pendapat sendiri soal yang satu ini. Tapi rasanya saya belum menjadi orang yang pantas mengemukakan teori saya. Maka dari itu saya akan cuplikan kriteria sebuah cerita yang baik –lebih tepatnya bagus, dari buku CARA MENILAI SEBUAH FILM (The Art of Watching Film) karangan Joseph M. Boggs. (biasanya kalau bukunya yang menulis orang luar, kita anggap sebagai ‘kitab’ ajaib dan ‘pasti’ benar).
Berikut ini kriteria cerita yang bagus:
1. SEBUAH CERITA YANG BAGUS DIPERSATUKAN DALAM PLOT ATAU JALUR CERITA.
2. SEBUAH CERITA YANG BAGUS BISA MASUK AKAL
3. SEBUAH CERITA YANG BAGUS ADALAH MENARIK
4. SEBUAH CERITA YANG BAGUS BERSAHAJA TAPI SEKALIGUS KOMPLEKS
5. SEBUAH CERITA YANG BAIK MENAHAN DIRI DALAM MENGOLAH MATERI EMOSIONAL
Untuk penjelasan per kriteria akan dibahas di tulisan selanjutnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
keren banget,
Bagi yang memiliki online shop dan ingin membuat website toko online lengkap, desain menarik, gratis penyebaran, SEO, Backlink, agar usaha nya mudah ditemukan banyak pembeli di internet, sehingga bisa meningkatkan penjualan, klik ya : www.jasabuattokoonline.com
Medium : Jasa Pembuatan Website Toko Online - Tokopedia : Jasa Website Toko Online dan Website Toko Online Murah - Facebook : Jasa Pembuatan Toko Online
Post a Comment